Laba Indomobil (IMAS) Melonjak 216 Persen di 2025, Bukti Ketahanan Industri Otomotif

Kamis, 30 Oktober 2025 | 10:00:18 WIB
Laba Indomobil (IMAS) Melonjak 216 Persen di 2025, Bukti Ketahanan Industri Otomotif

JAKARTA - PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) berhasil menunjukkan performa luar biasa di tengah tantangan industri otomotif nasional yang masih bergejolak. Emiten otomotif ini mencatatkan lonjakan laba bersih signifikan hingga lebih dari tiga kali lipat sepanjang kuartal III tahun 2025.

Lonjakan tersebut menandai keberhasilan strategi bisnis dan diversifikasi usaha yang dijalankan perseroan dalam menjaga pertumbuhan di tengah dinamika ekonomi yang belum stabil. IMAS terbukti mampu memanfaatkan momentum pemulihan pasar otomotif untuk memperkuat posisinya di industri.

Laba Indomobil Tumbuh 216 Persen, Pendapatan Naik di Semua Segmen

Berdasarkan laporan keuangan terbaru, Indomobil membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp257,59 miliar pada kuartal III/2025. Capaian ini melesat 216,06% secara tahunan dibandingkan dengan laba bersih Rp81,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Kinerja impresif ini menunjukkan efektivitas strategi pengelolaan portofolio bisnis yang dilakukan manajemen sepanjang tahun berjalan. Perseroan mampu meningkatkan pendapatan dari berbagai lini usaha, terutama dari segmen otomotif dan jasa keuangan.

Pendapatan neto IMAS juga tercatat meningkat 4,62% secara tahunan menjadi Rp22,72 triliun per kuartal III/2025. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan perusahaan berada di angka Rp21,71 triliun, menandakan pertumbuhan stabil di tengah tekanan pasar.

Kontribusi terbesar terhadap pendapatan berasal dari segmen otomotif yang mencapai Rp18,13 triliun atau naik 5,27% dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, segmen jasa keuangan, sewa kendaraan, dan logistik juga tumbuh positif sebesar 5,59% menjadi Rp4,04 triliun.

Capaian tersebut memperlihatkan bahwa strategi diversifikasi IMAS berhasil menjaga keseimbangan antara lini bisnis otomotif dan non-otomotif. Performa kuat dari kedua segmen menjadi fondasi utama bagi peningkatan laba bersih perusahaan.

Segmen Otomotif Masih Jadi Tulang Punggung, AION dan Volvo Paling Dominan

Segmen otomotif masih menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan Indomobil. Bisnis kendaraan roda empat, truk, dan alat berat di Pulau Jawa tercatat memberikan kontribusi hingga Rp9,97 triliun pada kuartal III/2025.

Menariknya, merek AION muncul sebagai penyumbang pendapatan terbesar di wilayah ini dengan kontribusi mencapai Rp3,26 triliun. Merek tersebut berhasil menarik minat pasar dengan produk yang kompetitif dan efisien di tengah tren kendaraan ramah lingkungan.

Sementara itu, pendapatan dari bisnis otomotif di luar Pulau Jawa juga menunjukkan pertumbuhan yang solid. Total pendapatan dari wilayah tersebut mencapai Rp2,91 triliun, dengan merek Volvo menjadi kontributor utama sebesar Rp1 triliun dari segmen truk dan bus.

Kinerja positif dari dua wilayah utama tersebut menjadi bukti bahwa ekspansi jaringan penjualan dan strategi distribusi IMAS berjalan efektif. Dengan memperluas pangsa pasar di luar Jawa, perseroan mampu menjaga kestabilan pendapatan di tengah fluktuasi permintaan.

Manajemen IMAS secara konsisten berupaya memperkuat kolaborasi dengan mitra global untuk memperluas portofolio produk. Strategi ini diharapkan mampu mendorong penetrasi pasar lebih luas dan meningkatkan daya saing merek yang berada di bawah naungan Indomobil.

Pertumbuhan Laba Didukung Efisiensi Biaya dan Kenaikan Margin Kotor

Selain didorong oleh peningkatan penjualan, lonjakan laba IMAS juga tak lepas dari keberhasilan efisiensi biaya operasional. Beban pokok pendapatan memang naik 4,18% secara tahunan menjadi Rp18,08 triliun, namun pertumbuhannya masih lebih rendah dibandingkan kenaikan pendapatan.

Dengan strategi efisiensi yang konsisten, Indomobil berhasil mencatatkan laba kotor sebesar Rp4,64 triliun per kuartal III/2025. Angka tersebut meningkat 6,37% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu, memperlihatkan pengelolaan margin yang efektif.

Peningkatan laba kotor menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjaga keseimbangan antara biaya produksi, harga jual, dan efisiensi operasional. Langkah ini menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan berkelanjutan di tengah kompetisi ketat industri otomotif.

Keberhasilan ini juga menjadi sinyal positif bagi investor mengenai kemampuan IMAS untuk terus menghasilkan nilai tambah di tengah ketidakpastian pasar. Dengan pengendalian biaya yang terukur, perseroan mampu menjaga profitabilitas tanpa mengorbankan ekspansi bisnis.

Struktur Keuangan Kokoh, Aset Naik dan Ekuitas Menguat

Dari sisi neraca, kondisi keuangan IMAS tetap solid dengan total aset mencapai Rp72,11 triliun hingga 30 September 2025. Jumlah tersebut menunjukkan kekuatan struktur keuangan yang mampu menopang ekspansi dan operasional jangka panjang.

Total liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp56,43 triliun, sedangkan ekuitas mencapai Rp15,68 triliun. Keseimbangan antara aset dan ekuitas menunjukkan tingkat solvabilitas yang sehat bagi perseroan di tengah fluktuasi industri otomotif.

Meski demikian, kas dan setara kas akhir periode mengalami penurunan cukup tajam sebesar 59,15% secara tahunan. Nilainya menyusut dari Rp5,44 triliun pada kuartal III/2024 menjadi Rp2,22 triliun pada kuartal III/2025.

Penurunan kas tersebut sebagian besar disebabkan oleh peningkatan investasi dan pengeluaran operasional untuk mendukung ekspansi bisnis. Namun, dengan pendapatan yang terus meningkat, arus kas IMAS diproyeksikan tetap stabil dalam jangka menengah.

Momentum Kinerja Positif di Tengah Tantangan Industri Otomotif

Kinerja gemilang Indomobil di tengah tantangan industri otomotif nasional menunjukkan efektivitas strategi yang diterapkan manajemen. Tahun 2025 menjadi periode yang penuh ujian bagi sektor kendaraan bermotor di Indonesia akibat penurunan daya beli dan tingginya suku bunga.

Namun, keberhasilan IMAS membukukan kenaikan laba hingga lebih dari 200% memperlihatkan kemampuan adaptasi perusahaan terhadap dinamika pasar. Strategi distribusi yang terarah, efisiensi biaya, serta diversifikasi produk menjadi faktor kunci yang menopang pertumbuhan.

Industri otomotif dalam negeri memang masih menghadapi tekanan dari sisi permintaan. Penurunan penjualan mobil nasional dalam sembilan bulan pertama tahun 2025 menunjukkan tantangan besar bagi para pelaku industri, baik dari sisi produksi maupun distribusi.

Meski demikian, Indomobil mampu membuktikan bahwa kinerja positif tetap dapat dicapai dengan manajemen yang efisien dan strategi penjualan yang agresif. Peningkatan laba bersih dan pendapatan bersih menjadi indikator kuat bahwa perseroan masih berada di jalur pertumbuhan berkelanjutan.

Fokus Jangka Panjang: Diversifikasi dan Inovasi Produk

Ke depan, Indomobil diperkirakan akan terus memperkuat posisi di pasar otomotif nasional dengan strategi diversifikasi produk dan peningkatan efisiensi operasional. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperluas basis pendapatan di berbagai lini bisnis.

Diversifikasi menjadi kunci penting dalam menjaga kestabilan keuangan perusahaan, terutama di tengah dinamika ekonomi global dan domestik. Selain memperluas jaringan penjualan kendaraan konvensional, IMAS juga mulai fokus pada pengembangan kendaraan listrik dan layanan pendukungnya.

Dengan terus meningkatkan kerja sama dengan mitra internasional, Indomobil berpotensi menjadi salah satu pemain utama dalam transisi menuju industri otomotif hijau di Indonesia. Perusahaan juga berkomitmen memperkuat sektor jasa keuangan dan logistik untuk mendukung ekosistem bisnis yang terintegrasi.

Secara keseluruhan, capaian kuartal III/2025 menjadi bukti nyata bahwa strategi IMAS berhasil menghadirkan pertumbuhan yang konsisten. Dengan fondasi keuangan yang kuat dan visi jangka panjang yang jelas, Indomobil siap melanjutkan momentum positif menuju akhir tahun.

Terkini